Antara kaum dan Ummat Mengkaji khazanah dan kandungan Al-Quran adalah suatu ibadah yang tiada tara, sebab tuntutan bagi kita bukan hanya untuk membacanya tapi lebih dari itu memahami, mengkaji lebih lebih lagi mengamalkannya. Namun mengkaji Al-Qur'an tidaklah sama dengan mengkaji kitab-kitab turats seperti Risalah punyanya imam Syafi'i, atau Muwattto' milik imam Maliki. Keunggulan dan kelebihan Al-Qur'an merupakan satu mukjizat agung yang masih ada sepanjang zaman. Satu hal penting yang harus kita pegang adalah, bahwa tidak semua orang mampu mengkaji dan semaunya mengkaji. Seorang muslim yang baik adalah yang mau mengakui kekurangannya, dan mau berguru kepada orang alim, yang telah dikaruniai ilmu, bahkan semua ilmu. Bukan hanya ilmu fisika, biologi atau yang kita sebut dengan ilmu dunia, tapi juga ilmu fiqh, tasauf, tafsir atau yang kita sebut dengan ilmu akherat. Berpegang kepada kebodohan yang kita miliki adalah sumber mala petaka, dan penawarnya adalah berguru kepada seorang Syekh, orang alim, pewaris Sayyidina Rasulullah saw. Pada kesempatan ini, penulis ingin mencurahkan sedikit dari ilmu Syekh, Alim, pewaris Nabi, yaitu tentang perbedaan Kaum dan Ummat. Kata Kaum banyak kita temukan dalam al-Qur'an, demikian juga kata Ummat, ini mengindikasikan bahwa dua kata tersebut memiliki makna yang berbeda satu dengan yang lain. Jika kita telusuri ayat demi ayat yang tercantum didalamnya kata Kaum, maka sering kita temukan Kaum ini bermakna lebih luas, universal, dan mencakup didalamnya Ummat. Mari kita datangkan contoh didalam al-Qur'an tentang Kaum, diantaranya, firman Allah Swt : ôs)s9 $uZù=yör& %·nqçR 4n<Î) ¾ÏmÏBöqs% tA$s)sù ÉQöqs)»t (#rßç7ôã$# ©!$# $tB Nä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ÿ¼çnçöxî þÎoTÎ) ß$%s{r& öNä3øn=tæ z>#xtã BQöqt 5OÏàtã ÇÎÒÈ 59. Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). - xsªB$#ur ãPöqs% 4ÓyqãB .`ÏB ¾ÍnÏ÷èt/ ô`ÏB óOÎgÍhÎ=ãm WxôfÏã #Y|¡y_ ¼ã&©! î#uqäz 4 óOs9r& (#÷rtt ¼çm¯Rr& w öNßgßJÏk=s3ã wur öNÍkÏöht ¸xÎ6y ¢ çnräsªB$# (#qçR%2ur úüÏJÎ=»sß ÇÊÍÑÈ 148. Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. - 4n<Î)ur yqßJrO öNèd%s{r& $[sÎ=»|¹ 3 tA$s% ÉQöqs)»t (#rßç7ôã$# ©!$# $tB Nà6s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ¼çnçöxî ( ôs% Nà6ø?uä!$y_ ×puZÍht/ `ÏiB öNä3În/§ ( ¾ÍnÉ»yd èps%$tR «!$# öNà6s9 Zpt#uä ( $ydrâxsù ö@à2ù's? þÎû ÇÚör& «!$# ( wur $ydq¡yJs? &äþqÝ¡Î0 öNä.xäzù'usù ë>#xtã ÒOÏ9r& ÇÐÌÈ 73. Dan (Kami Telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. unta betina Allah Ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih." Demikian diantara ayat al-Qur'an yang mencatat kata Kaum, dan masih banyak lagi ayat ayat lain, bahkan sekitar 100 ayat lebih mengutip kata Kaum tersebut. Selanjutnya mari kita lihat ayat ayat al-Qur'an yang mengutip kata Ummat, diantaranya, firman Allah swt : öNçGZä. uöyz >p¨Bé& ôMy_Ì÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ cöqyg÷Ys?ur Ç`tã Ìx6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/ 3 öqs9ur ÆtB#uä ã@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# tb%s3s9 #Zöyz Nßg©9 4 ãNßg÷ZÏiB cqãYÏB÷sßJø9$# ãNèdçsYò2r&ur tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÊÉÈ 110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. wur (#q7Ý¡n@ úïÏ%©!$# tbqããôt `ÏB Èbrß «!$# (#q7Ý¡usù ©!$# #Jrôtã ÎötóÎ/ 5Où=Ïæ 3 y7Ï9ºxx. $¨Yy Èe@ä3Ï9 >p¨Bé& óOßgn=uHxå §NèO 4n<Î) NÍkÍh5u óOßgãèÅ_ó£D Oßgã¥Îm7t^ãsù $yJÎ/ (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÊÉÑÈ 108. Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. y#øs3sù #sÎ) $uZ÷¥Å_ `ÏB Èe@ä. ¥p¨Bé& 7Îgt±Î0 $uZ÷¥Å_ur y7Î/ 4n?tã ÏäIwàs¯»yd #YÍky ÇÍÊÈ 41. Maka bagaimanakah, apabila kami mendatangkan seseorang saksi (Khalifah rasulullah) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (para khalifah). Cukup enam ayat diatas menjadi rujukan kita dalam memahami perbedaan antara Kaum dan Ummat. Lebih jauh kita telusuri, bahwa selain kata Kaum itu sifatnya Universal juga sering disifati dengan hal hal yang tidak baik. Ibarat air sungai yang masih kotor, namun jika sebagiannya sudah disaring, maka tentu akan menjadi bersih. Demikian juga dengan Kaum, Allah menyebut mereka dengan sifat yang tidak baik dalam banyak ayat, misalnya : uä!$y ¸xsWtB ãPöqs)ø9$# z`Ï%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ öNåk|¦àÿRr&ur (#qçR%x. tbqãKÎ=ôàt ÇÊÐÐÈ 177. Amat buruklah perumpamaan Kaum, yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. ôMt/¤x. ãPöqs% ?yqçR tûüÎ=yößJø9$# ÇÊÉÎÈ 105. Kaum Nuh Telah mendustakan para rasul. ª!$#ur w Ïöku tPöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÎÑÈ 258. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. #sÎ*sù |M÷uqtGó$# |MRr& `tBur y7tè¨B n?tã Å7ù=àÿø9$# È@à)sù ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# $oY9¤ftR z`ÏB ÏQöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÑÈ 28. Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu Telah berada di atas bahtera itu, Maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang Telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim." Sedangkan Ummat dipuji oleh Allah juga dalam banyak ayat, seperti : öNçGZä. uöyz >p¨Bé& ôMy_Ì÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ cöqyg÷Ys?ur Ç`tã Ìx6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/ 3 öqs9ur ÆtB#uä ã@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# tb%s3s9 #Zöyz Nßg©9 4 ãNßg÷ZÏiB cqãYÏB÷sßJø9$# ãNèdçsYò2r&ur tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÊÉÈ 110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Èe@à6Ï9ur 7p¨Bé& ×Aqß§ ( #sÎ*sù uä!$y_ óOßgä9qßu zÓÅÓè% OßgoY÷t/ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ öNèdur w tbqßJn=ôàã ÇÍÐÈ 47. Tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila Telah datang Rasul mereka, diberikanlah Keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. Jadi, sebagaimana yang penulis dapatkan dari ilmu seorang syekh, pewaris nabi, bahwa perbedaan antara Kaum dan Ummat adalah, Kaum : sekelompok manusia yang dikirim kepada mereka seorang Rasul atau khalifah Rasulullah sedangkan mereka enggan untuk percaya bahkan mengingkari, dan tidak ada bagi mereka diakherat kelak kecuali penyesalan. Ummat : sekelompok kecil dari kaum tersebut yang beriman, dan mengikuti risalah seorang Rasul atau khalifah Rasulullah saw, dan bagi mereka adalah kebahagiaan diakherat kelak. Sedari sekarang, kenalilah baik baik Rasulullah dan ajarannya untuk kita imani dan kita ikuti, demikian juga dengan pewaris beliau atau yang disebut dengan khalifah Rasulullah. Jika dulu Rasulullah diutus hanya 63 tahun, dan tiada rasul atapun nabi setelah beliau, tapi ada khalifah yang dimulai dari sayyidina Abu bakr sampai akhirnya ke sayyidina Mahdi al-muntazor. Kesemuanya wajib kita imani dan kita taati, segala perintahnya berarti juga perintah Rasul yang kemudian kembali kepada perintah Allah semata. Pabila kita mempetakan antara Kaum dan Ummat, maka bentuknya seperti lingkaran 1, 2 dan 3, dan titik ditengahnya. Titik yang ditengah adalah Rasulullah, sebab beliau adalah asal muasal kejadian semua makhluq, kemudian lingkaran pertama adalah lingkaran Ummatan Wasathon, yaitu para Khalifah Rasulullah, baik itu khalifah sebelum maupun sesudah, kemudian lingkaran kedua adalah lingkaran Ummat, yaitu pengikut para Ummatan Washaton, dan lingkaran terakhir adalah lingkaran Kaum. Kelak dihari kiamat, ketika Allah hendak mengadili semua manusia, maka tiap tiap Ummat akan dipanggil sesuai dengan nama imamnya, atau khalifah yang ia ikuti, dan rasulullah akan menjadi saksi atas mereka. Sedangkan orang orang munafiq atau kaum tersebut, tidak mampu berbuat apa apa kecuali menyesal dan meminta pertolongan kepada para Khalifah namun tiada kata diakhir rasa kecuali penyesalan. Dalam hal ini Allah berfirman : tPöqt ãAqà)t tbqà)Ïÿ»uZßJø9$# àM»s)Ïÿ»oYßJø9$#ur úïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä $tRrãÝàR$# ó§Î6tGø)tR `ÏB öNä.ÍqR @Ï% (#qãèÅ_ö$# öNä.uä!#uur (#qÝ¡ÏJtFø9$$sù #YqçR z>ÎÛØsù NæhuZ÷t/ 9qÝ¡Î0 ¼ã&©! 7>$t/ ¼çmãZÏÛ$t/ ÏmÏù èpuH÷q§9$# ¼çnãÎg»sßur `ÏB Ï&Î#t6Ï% Ü>#xyèø9$# ÇÊÌÈ 13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan Berkata kepada orang-orang yang beriman: (khalifah rasulullah) "pandangilah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Maka bahagialah bagi para pecinta rasul dan pecinta pewaris beliau. Diakhir kata, penulis ingin menegaskan sekali lagi bahwa menjadi kaum itu mudah namun menjadi Ummat itu susah, sebab hati kita hitam karna tumpukan dosa dan kesalahan, maka datangilan orang orang pilihan Allah, karna hanya mereka yang bertugas untuk membersihkan hati kita yang akhirnya bisa menerima cahaya masuk yaitu para Auliyaullah, pewaris para nabi, ulama pada zamannya. Jadilah Ummat dan janganlah masuk kedalam golongan kaum yang merugi diakherat kelak. Uballigukum risalati robbi wa huwa lakum nasihun amin
|