...:: Wellcome At Bahraen Blog ::...
 
 
Sunday, December 31, 2006
Penyebab malapetaka

Sadar atau tidak sudah sekian banyak pemikiran manusia masuk kedalam otak kita, mereka menyuguhkan berbagai hasil experiment mereka untuk kemudian kita cerna lalu kita imani, padahal yang demikian itu adalah malapetaka bagi kita. Tahukah anda penyebab malapetaka tersebut ? penulis mencoba menguraikannya dengan ringkas dan jelas sebagai berikut :

1. Tidak adanya definisi yang tetap.
Dari sekian banyak istilah yang kita kenal , dari berbagai jenis ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama, seperti Ilmu Tauhid, Fiqih, Tasawuf, Hadis sampai Ilmu Al-Qur'an, kita masih menemukan banyak perbedaan para ulama' dalam mendefinisikan istilah tertentu. Mengapa kita tidak bisa sepakat seperti halnya para pecinta musik yang tetap berpegang dengan tangga nada yang sama yaitu : DO RE MI dstrnya, atau kita bisa mencontohi pakar timbangan, karna mereka juga sepakat berapa berat satu kilo, satu ton , dan sebagainya. Justru kita sebagai pecinta ilmu Allah dalam mendifinisikan istilah yang ada didalam Al-Qur'an atau Hadis saja sudah banyak berbeda, lalu bagaiman dengan masyarakat awam ? mereka harus memilih yang mana ? mengapa kita tidak bisa menetapkan definisi yang jami' dan mani' dan itu bisa diterima dan diterapkan oleh semua umat islam ?. jadi menurut penulis, awal dari penyebab malapetaka yang sampai memecahkan umat adalah karna kita masih berselisih dalam mendefinisikan makna dan istilah baik itu yang ada didalam Al-Qur'an maupun didalam Hadis. Ada satu solusi bagi kita semua agar selamat dari malapetaka ini, solusinya ada di No 2. simaklah.

2. Bertanya bukan pada ahlinya.
Diantara penyebab malapetaka kedua adalah seringnya kita bertanya atau mencari rujukan kepada orang yang bukan ahlinya. Jika hal ini juga terjadi dalam kehidupan kita sehari hari, maka lihatlah hasilnya, contoh : jika anda dalam perjalanan menuju malaysia, anda ke malaysia berniat untuk mengunjungi teman lama anda yang sudah anda kangeni, sesampai di air port, bedakan hasil jika anda ingin dijemput oleh teman anda sendiri atau jika anda jalan sendiri mencari alamat teman anda. Jika anda jalan sendiri mencari alamat teman anda, maka berbagai rintangan tentu akan anda temui, mungkin anda bisa naik taxi, tapi apakah sopir taxi tersebut sebaik yang anda kira, jangan lihat karna mereka tau jalan, tapi waspadalah anda akan dibawa keliling yang akhirnya anda akan dikenai bayaran mahal dan anda akan menyesal setelah bertemu dengan teman anda sendiri lalu menceritakan kejadian tersebut kepadanya, beda dengan yang kedua, yaitu jika teman anda sendiri yang datang menjemput anda, lalu membawa anda sampai kerumahnya, bahkan tidak sedikit kemungkinan anda akan dibawa melewati lorong-lorong kecil sehingga mempercepat sampainya anda ketujuan. Dua perbedaan tersebut mengindikasikan tiga hasil yang berbeda, pertama anda memegang alamat yaitu Al-Qur'an, tapi anda tidak punya petunjuk tepat seperti teman anda dan teman anda laksana Rasul atau Nabi yang memang diutus untuk menjadi petunjuk jalan kepada Allah swt. Lalu lorong-lorong kecil sebagai jalur cepat yang tidak anda lewati adalah laksana Awrad (kalimat-kalimat suci) yang Allah berikan kepada Hambanya yang soleh yang kemudian kita pakai untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Kedua, anda memegang alamat teman anda yaitu Al-Qur'an, lalu anda dijemput dan diantar langsung oleh teman anda yang anda yakini bahwa teman anda tidak akan salah jalan, itu laksana Rasul, Nabi atau Wali mursyid, lalu lorong-lorong kecil tersebut adalah Awrad yang dipakai menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah oleh anda dan Wali mursyid tersebut. Jadi ingatlah 2 hal, anda punya Al-Qur'an tapi anda tidak bertanya kepada ahlinya sehingga anda salah jalan, dan anda memiliki bahkan menghafal Al-Qur'an lalu anda juga menanyakan kepada ahlinya, lalu anda akan mendapatkan ketenangan, dan jalan yang benar.
Lalu kepada siapa kita bertanya ?
Allah sudah menyebutkan didalam Al-Qur'an tentang tugas seorang Rasul yaitu, untuk menjelaskan kepada manusia, apa apa yang Allah turunkan kepada mereka yaitu Al-Qur'an. Namun saat ini Rasulullah tidak ada bersama kita, tapi bukan berarti Allah juga membiarkan kita tersesat tak tau tempat bertanya, melainkan Allah juga mengutus bagi kita, tepatnya disetiap 100 tahun seorang Mujaddid atau Wali Mursyid sebagaimana yang Rasulullah sabdakan " sesungguhnya Allah mengutus bagi sekelompok umat, pada tiap 100 tahun, seorang Mujaddid, yang akan memberikan penjelasan tentang urusan agamanya ". jadi jelaslah sudah tugas Rasul sebagai petunjuk, dan seorang Mujaddid atau Wali Muryid ( " dan barang siapa yang sesat, maka engkau (wahai Muhammad) tidak akan menemukan baginya seorang Wali Mursyid ") sebagai ganti atau khalifah Rasulullah, karna tidak ada nabi atau Rasul setelah nabi Muhammad saw. Jika kita sudah menemukan Wali Mursyid, maka yakinlah jalan anda tidak akan sesat, dan beliau akan mengantar anda kejalan Allah melewati jalan yang lurus dan cepat.

3. Tidak ada dalil.
Dalam segala hal, kita tentu membutuhkan dalil atau bukti keesahan suatu perkara, jika kita masuk kedalam ruang persidangan, maka kita akan menemukan para penuntut dan pembela mengemukakan perkara mereka dan dikuatkan dengan dalil mereka masing masing. Jika dalam hal perkara peradilan mereka membutuhkan dalil yang kuat, maka tak heran jika dalam hal perkara agama kita tentu membutuhkan dalil yang kuat yang ada didalam Al-Qur'an dan hadis. Namun, tahukah anda kenapa dalil ini juga menjadi penyebab malapetaka ?
Karna kita terlalu berselisih dalam hal-hal furu'iyah.kita sepakat tentang dalil asli, seperti wajibnya mandi junub, tapi kita sering berbeda pendapat dalam hal-hal furu'iyah seperti bolehkah mandinya diganti tayamum ? penyebab ketiga ini cukup membuat kaum muslimin terpecah menjadi sekian banyak golongan, karna masing masing berbeda pendapat dalam hal-hal yang seharusnya masih bisa kita tetap dalam satu pendapat. Maka, marilah kita tetap berpegang pada satu dalil asli, dan tidak membuat perpecahan melalui masalah masalah furu'iyah seperti bolehnya kunut subuh atau tidak. Jika pegangan kita tetap pada Al-Qur'an dan hadis lalu yang menjelaskan kepada kita adalah seorang Wali Mursyid, maka kita tidak akan terpecah karna hal sepele.
4. Tidak mengetahui makna lafaz-lafaz dalam Al-quran dan Hadis yang menyebabkan hilangnya makna.
Secara sederhana, banyak kita temukan bahkan kita baca sehari hari kalimat-kalimat didalam Al-Qur'an maupun Hadis, tentang lafaz-lafaz yang bebeda ataupun yang sama. Namun kebanyakan kita tidak mengetahui maknanya, lalu malah merujuk kepada kamus, seharusnya kamuslah yang merujuk kepada Al-Qur'an, karna Al-Qur'an adalah landasan bahasa arab. Seperti lafaz, sirotul mustaqim, ma' (air), kaum, umat, wali mursyid dll kita temukan didalam Al-Quran dan memiliki makna tertentu bahkan ada yang berbeda satu dengan yang lain. Jadi ketidak tahuan makna lafaz-lafaz didalam Al-Qur'an akan menyebabkan malapeta besar, karna akan menyebabkan hilangnya makna Al-Qur'an yang benar dan akibatnya akan menyesatkan kaum muslimin dari jalan yang benar menuju jalan yang salah. Perhatikanlah !!!
5. Memposisikan yang khusus bersama yang umum.
Ini banyak kita temui dalam kitab-kitab tafsir Al-Qur'an, baik yang turast maupun yang ashry. Contoh kecil adalah menyamakan antara Wali Allah dengan manusia biasa, bahkan ironisnya lagi, mereka menyamakan diri dengan Rasul atau nabi, mereka mengatakan bahwa Rasul dan nabi bisa saja salah seperti kita, atau mereka adalah manusia biasa seperti kita. Dan ini adalah penyebab malapetaka yang sangat besar, tidak cukupkah Allah berfirman untuk Rasulnya " bahwasanya Allah dan malaikatnya berselawat kepada Rasulullah, maka berselawatlah kalian wahai orang-orang mukin kepadanya ". atau ayat yang menyatakan " aku tidak bersumpah dengan nama negri ini (mekkah) sedangkan engkau berada di negeri ini " itulah pujian Allah kepada Rasulnya, lalu dimana pujian Allah kepada kita, sehingga kita menyamakan diri dengan RasulNya ?. jadi Rasulullah tidak lah sama dengan kita, demikian juga Nabi dan wali, sebab mereka ma'sum dari salah dan dosa, karna mereka adalah tinta polpen ditanga Tuhan, polpen tersebut akan menulis apa saja sesusai dengan keinginan pemegangnya, demikian juga halnya para Rasul, nabi dan Wali. Jika demikian maka akankah mereka dihisab dan ditanya ini itu kelak diakherat ? sesungguhnya yang berhak ditanya adalah Allah sebagai penggerak mereka, lalu adakah yang bertanya kepada Allah, mengapa anda begini dan begitu ? sama sekali tidak, Allah berhak untuk berbuat semaunya, karna Ia tidak ditanya, sedangkan kitalah yang ditanya. Jadi bedakanlah antara hamba amr (penerima taklif) seperti kita dengan hamba irodah (pena ditanan Tuhan) seperti para Rasul, Nabi dan Wali.
6. ketidaktahuan makna-makna dari lafaz yang satu.
Memang ditetapkan dalam syariat, bahwa tidak ada hukum bagi yang tidak tau, tapi perkara ini tidak hanya sampai disini, karna ketidak tahuan ini mereka justru membuat diri mereka seolah-olah tau, lalu membuat makna yang salah sehingga akhirnya mencelakakan umat. Penting untuk diketahui bahwasanya didalam Al-Qur'an banyak kita dapati satu lafaz yang sama berada dikalimat yang berbeda, dan ini menunjukkan bahwa lafaz itu memiliki makna yang berbeda, meski ia satu bentuk kata. Seperti lafaz ma' bisa bermakna air, air mani, air minum bahkan bermakna ruh, kemudian um bisa bermakna ibu dan asal. Demikian seterusnya, dan ini sangat perlu untuk didalami, sebab jika hal ini disepelekan makan akan menyebabkan malapetaka yan besar bagi umat. Maka rujukan kita adalah Wali mursyid yang memiliki makna yang benar dari Allah yang maha besar.
Demikian sekilas tentang penyebab-penyebab terjadinya malapetaka yang saat ini kita temui bahkan sudah ada sejak lama. Jika kita tidak bijaksana menyaikapinya, maka kita juga bisa terjerumus kedalamnya, dan akhirnya bisa menjerumuskan orang lain wal iyazubillah. Maka pegangan kita sebagai penunjuk adalah Wali mursyid, tapi siapakah Wali mursyid itu ????? akan kami jelaskan dalam judul yang lain, insyallah.
Hadanallahu wa iyyakum ilal wali al Mursyid
Aqulu qauli haza waastagfirullah li walakum
posted by Saipul Bahraen @ 11:35 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
ProfilQu

Photobucket - Video and Image Hosting
Saipul Bahraen, Lc

Live in Nasr City, Cairo-Egypt
Lahir di Lombok. s1 di universitas al-Azhar, Kairo. Bagi yang ingin berkenalan, silahkan email ke di idqu2006@yahoo.com

ArsipQu
Archives
Bacaan Arab
Nambah Wawasan
  • Kompas
  • Suaramerdeka
  • Burhamindo.tk
  • Gatra
  • Detik News
  • Liputan 6
  • Jawa Pos
  • Republika
  • Islam Liberal
  • Tempo
  • Astaga
  • Al Jazeera
  • Sharqal Awsat
  • Amr Khaled
  • Yusuf Qardlawi
  • Wikipedia
  • Monbiot
  • Maktabah
  • LSI
  • Antara
  • Radio Nederland
  • ICRP
  • Imparsial
  • ESQ
  • Forum Politisi
  • Sami Yusuf
Ingat Waktu
Pesan Anda
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Anda No
Ingat Hari

Get your own calendar
Waktu Shalat

Radio
KasKusRadio - Indonesian Radio
Keliling Blog
Universitas se Indonesia

Link Pribadi
Sponsor by
Free Blogger templates Blog Tutorial
Get Firefox!
Get Thunderbird!
Blogger Indonesia
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesiacenter>blog-indonesia
â??   Subscribe in NewsGator Online   Subscribe in Rojo   Add 'Blogger Indonesia A. Fatih Syuhud Weblog' to Newsburst from CNET News.com   Subscribe in FeedLounge   Add 'Blogger Indonesia A. Fatih Syuhud Weblog' to ODEO   Add to netvibes   Add to The Free Dictionary   Add to Bitty Browser   Add to Plusmo   Subscribe in NewsAlloy   Add to netomat Hub   Add Blogger Indonesia to Technorati Favorites!     A-List Blogger   Check Page Ranking   Free Shoutbox Technology Pioneer